Gaza – Hanya dalam kurun waktu 24 jam, Gaza kembali menjadi saksi salah satu serangan paling mematikan dalam beberapa bulan terakhir. Sedikitnya 123 warga Palestina dilaporkan tewas akibat rentetan serangan udara yang dilancarkan Israel ke wilayah padat penduduk tersebut.
Ledakan demi ledakan terdengar sepanjang malam. Langit yang biasanya gelap kini berubah menjadi merah menyala akibat jilatan api dan kilatan peluru. Suara sirene ambulans bersahut-sahutan, mengiringi upaya tim penyelamat yang berjuang menembus reruntuhan untuk mencari korban yang masih terjebak.
Korban Didominasi Warga Sipil
Kementerian Kesehatan di Gaza menyebutkan bahwa di antara korban tewas terdapat perempuan, anak-anak, dan lansia. Banyak dari mereka meninggal di dalam rumah yang roboh akibat hantaman rudal. Puluhan keluarga kehilangan tempat tinggal, terpaksa mengungsi ke lokasi yang dianggap lebih aman, meski pada kenyataannya, tidak ada tempat yang benar-benar aman di Gaza.
“Ini bukan hanya serangan militer, ini adalah bencana kemanusiaan,” ujar salah satu petugas medis setempat yang telah bertugas tanpa tidur selama lebih dari 36 jam.
Rumah Sakit Kewalahan
Serangan ini juga membuat fasilitas kesehatan semakin kewalahan. Rumah sakit utama di Gaza melaporkan kekurangan obat-obatan, pasokan listrik yang terbatas, dan jumlah pasien luka yang terus bertambah. Banyak korban harus dirawat di lorong-lorong rumah sakit karena ruang perawatan penuh.
Kondisi ini diperburuk oleh blokade yang telah berlangsung lama, membuat bantuan kemanusiaan sulit masuk. Beberapa organisasi internasional sudah mengirim pernyataan mendesak agar jalur bantuan dibuka segera.
Kecaman Dunia Internasional
Reaksi dari berbagai belahan dunia mulai bermunculan. Sejumlah negara di Timur Tengah dan Eropa mengecam keras serangan ini dan menyerukan gencatan senjata segera. Organisasi kemanusiaan internasional memperingatkan bahwa jika kekerasan terus berlanjut, jumlah korban jiwa akan meningkat drastis.
Namun hingga berita ini diturunkan, tanda-tanda berakhirnya serangan belum terlihat. Pesawat tempur Israel dilaporkan masih beroperasi di udara, sementara warga Gaza tetap hidup dalam ketakutan.
Gaza dan Luka yang Tak Pernah Sembuh
Bagi warga Gaza, serangan ini bukan yang pertama. Selama bertahun-tahun, wilayah ini telah berulang kali menjadi medan konflik yang merenggut ribuan nyawa. Generasi demi generasi tumbuh di tengah suara bom dan runtuhnya bangunan, meninggalkan trauma mendalam yang mungkin tidak akan pernah sembuh.
Di tengah semua kehancuran ini, satu pertanyaan terus bergema: Berapa lama dunia akan membiarkan penderitaan ini terus berlangsung?