Dunia kembali diguncang oleh eskalasi baru di Timur Tengah. Pasukan Houthi dari Yaman, yang selama ini dikenal tangguh melawan intervensi asing, kini melancarkan serangan mengejutkan langsung ke jantung infrastruktur utama Israel. Dalam satu malam yang penuh ledakan, lima operasi militer terkoordinasi dilepaskan dengan presisi tinggi, membuat banyak pihak tak percaya bagaimana kelompok ini mampu menembus pertahanan berlapis Tel Aviv.
Serangan yang Menghantam Jantung Israel
Laporan awal menyebutkan, Houthi menargetkan fasilitas vital, mulai dari pusat energi, jaringan komunikasi, hingga jalur transportasi strategis. Ledakan demi ledakan terdengar serentak, menciptakan kepanikan luar biasa. Warga sipil berhamburan ke tempat perlindungan, sementara militer Israel terguncang oleh serangan yang datang dari arah yang tidak mereka perhitungkan.
Operasi Terkoordinasi yang Mengejutkan Dunia
Lima operasi itu bukan sekadar serangan acak. Setiap langkah terhitung, setiap roket terarah. Koordinasi tingkat tinggi ini menandai bahwa Houthi kini bukan hanya sekadar milisi lokal, melainkan kekuatan regional yang mampu menggetarkan musuh jauh di luar perbatasannya. Dunia internasional pun mulai bertanya-tanya: siapa sebenarnya yang menopang kekuatan baru ini?
Israel Terdesak
Militer Israel dikenal memiliki sistem pertahanan udara canggih. Namun, serangan simultan dari Houthi berhasil memaksa Iron Dome bekerja keras, bahkan nyaris lumpuh. Beberapa target strategis berhasil ditembus, menunjukkan celah berbahaya dalam pertahanan Israel. Situasi ini menjadi tamparan keras bagi reputasi militer yang selama ini diklaim tak tertandingi.
Gejolak Regional
Eskalasi ini bukan hanya soal Yaman dan Israel. Serangan Houthi berpotensi memicu rantai ketegangan baru di kawasan, melibatkan Iran, Arab Saudi, hingga Amerika Serikat. Pertanyaannya kini, apakah dunia siap menghadapi babak baru perang terbuka yang meluas, atau akan ada upaya diplomasi sebelum semuanya terlambat?
Penutup
Seruan perang dan dentuman roket dari Yaman ke Israel membawa pesan yang jelas: peta kekuatan di Timur Tengah sedang berubah. Lima operasi militer Houthi bukan sekadar manuver, melainkan tanda bahwa konflik ini bisa berkembang jauh lebih besar, lebih berbahaya, dan lebih menentukan bagi masa depan kawasan.
