Ketegangan di Laut Karibia kembali memanas. Armada militer Amerika Serikat yang ditempatkan di sekitar Venezuela dikabarkan menghadapi serangkaian serangan misterius. Meski belum ada konfirmasi resmi, spekulasi langsung mengarah pada strategi pertahanan Venezuela yang semakin percaya diri di bawah Presiden Nicolás Maduro.
Maduro menegaskan bahwa negaranya tidak akan tunduk pada tekanan Washington. "Kami siap melawan segala bentuk intervensi. Venezuela bukan koloni, dan rakyat kami akan mempertahankan kedaulatan," ujarnya dalam pidato yang disiarkan televisi nasional.
Keberanian Caracas diyakini tidak terlepas dari dukungan strategis China dan Rusia. Kedua negara itu disebut telah memasok teknologi radar, sistem rudal pertahanan udara, hingga bantuan logistik yang membuat militer Venezuela lebih siap menghadapi ancaman eksternal.
Di sisi lain, langkah Amerika Serikat dipandang sebagai upaya untuk menekan Caracas agar membuka kembali akses terhadap cadangan minyak terbesar di dunia yang dimiliki Venezuela. Namun, semakin kuat dukungan internasional terhadap Maduro, semakin sulit pula Washington untuk mengeksekusi strateginya.
Pengamat menilai, dinamika ini berpotensi memperlebar jurang konflik global. Jika ketegangan tidak mereda, Laut Karibia bisa berubah menjadi ajang unjuk kekuatan baru antara AS, Rusia, dan China.