Ketegangan di Timur Tengah kembali mencapai titik didih. Sebuah laporan mengejutkan datang dari Gurun Negev, Israel bagian selatan. Pangkalan latihan militer Israel dilaporkan luluh lantak setelah dihantam rudal balistik jarak menengah jenis Al-Fajr yang diklaim berasal dari Iran.
Ledakan besar terdengar hingga puluhan kilometer. Rekaman amatir yang beredar menunjukkan kobaran api dan kepulan asap tebal menjulang tinggi dari lokasi pangkalan. Tentara Israel (IDF) mengonfirmasi adanya “serangan serius” yang mengakibatkan kerusakan parah pada fasilitas pelatihan, meski jumlah korban jiwa masih simpang siur.
Respons Israel dan Iran
Pemerintah Israel segera menuding Teheran sebagai dalang. Perdana Menteri Israel menyebut serangan ini sebagai “aksi teroris lintas negara” dan berjanji akan memberikan balasan. Sementara itu, otoritas Iran justru menyebut peluncuran rudal tersebut sebagai bentuk “pembelaan diri strategis” terhadap tindakan agresif Israel di kawasan, khususnya di Suriah dan Gaza.
“Selama Israel terus melanggar kedaulatan negara-negara Muslim, selama itu pula perlawanan akan berlanjut,” ujar seorang pejabat senior Iran yang dikutip media lokal.
Reaksi Internasional
Amerika Serikat langsung mengecam keras serangan tersebut dan menyatakan dukungan penuh kepada Israel. Washington bahkan mengisyaratkan kemungkinan peningkatan kehadiran militernya di wilayah Mediterania Timur.
Namun, tidak semua pihak sejalan dengan AS. Sejumlah negara Timur Tengah menilai insiden ini sebagai konsekuensi dari kebijakan ekspansionis Israel. Rusia dan China menyerukan agar kedua pihak menahan diri, mengingat eskalasi lebih lanjut berpotensi menyeret kawasan ke dalam konflik regional yang lebih besar.
Analisis
Serangan ini menandai fase baru dalam rivalitas Israel-Iran. Jika sebelumnya konflik lebih sering terjadi melalui perang bayangan—seperti serangan siber, operasi intelijen, dan dukungan kepada kelompok proksi—maka hantaman rudal langsung ke pangkalan militer Israel menandakan perubahan signifikan.
Banyak analis memperingatkan bahwa Israel mungkin akan merespons dengan operasi militer berskala penuh. Jika hal itu terjadi, konfrontasi langsung antara Israel dan Iran, yang selama ini dihindari, bisa menjadi kenyataan. Dan dunia kini menatap Gurun Negev sebagai titik awal potensi perang besar di Timur Tengah.