Krisis Timur Tengah kembali mencapai titik paling berbahaya. Dari Teheran, sebuah pernyataan tegas diumumkan: “Tidak ada lagi negosiasi.” Iran menyatakan bahwa jalur diplomasi telah berakhir. Tidak ada kompromi, tidak ada lagi pembicaraan damai. Yang tersisa kini hanyalah konfrontasi.
Pernyataan keras ini langsung mengguncang Israel. Tel Aviv dilaporkan memasuki kondisi siaga militer tertinggi. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memimpin rapat darurat bersama jajaran militer, intelijen Mossad, dan kabinet keamanannya. Informasi yang bocor dari dalam rapat menyebutkan bahwa Israel sedang bersiap menghadapi perang besar yang bisa meletus hanya dalam hitungan jam.
Sumber militer melaporkan bahwa sistem pertahanan udara Israel — Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow-3 — sudah diposisikan penuh di berbagai titik strategis. Jet-jet tempur F-35 dan F-16 disiagakan di pangkalan udara utama, sementara kapal perang Israel dikerahkan di Laut Tengah untuk mengantisipasi serangan rudal atau drone dari berbagai arah.
Iran di sisi lain juga menunjukkan kesiapannya. Garda Revolusi Iran (IRGC) mengumumkan pengerahan rudal balistik jarak menengah dan panjang, drone Shahed terbaru, hingga sistem pertahanan udara Bavar-373. Teheran menegaskan: “Setiap agresi Israel akan dibalas dengan serangan yang melumpuhkan jantung Tel Aviv.”
Dunia internasional menyaksikan dengan cemas. Amerika Serikat menyatakan dukungan penuh bagi Israel. Kapal induk AS dilaporkan sudah....
