Dunia kembali diguncang ketegangan geopolitik. Donald Trump, Presiden Amerika Serikat yang kembali mencuri perhatian global, disebut-sebut sedang mempersiapkan skenario perang dunia. Sementara itu, dua kekuatan besar dunia, Rusia dan Tiongkok, juga mengambil langkah-langkah mendesak untuk mengantisipasi setiap kemungkinan.
Langkah Trump terlihat jelas dari mobilisasi pasukan besar-besaran. Armada kapal induk AS dilaporkan menuju kawasan Teluk Persia dan Mediterania. Jet-jet tempur F-35, B-52, hingga sistem pertahanan udara terbaru dikirimkan ke pangkalan militer AS di Timur Tengah dan Eropa Timur. Bagi banyak pengamat, ini bukan sekadar latihan militer, melainkan peringatan keras kepada musuh-musuh Amerika.
Namun, gerakan Trump memicu reaksi cepat. Rusia langsung mengumumkan peningkatan kesiagaan nuklirnya. Moskow menegaskan bahwa setiap langkah agresif AS atau NATO akan dibalas dengan kekuatan penuh. Unit rudal balistik antarbenua (ICBM) dilaporkan memasuki status siaga tinggi. Di saat yang sama, Kremlin mempercepat latihan gabungan dengan sekutu-sekutunya, termasuk Belarus dan Suriah.
Sementara itu, Tiongkok mengambil langkah berbeda. Beijing tidak hanya memperkuat armada militernya di Laut Cina Selatan, tetapi juga meningkatkan patroli udara di sekitar Taiwan. Bahkan, laporan intelijen menyebutkan bahwa Tiongkok mulai menguji coba drone tempur generasi terbaru yang bisa menyaingi teknologi Barat.
Ketiga kekuatan dunia ini — AS, Rusia, dan Tiongkok — kini seperti sedang memainkan permainan berbahaya di papan catur global. Ketegangan di Ukraina, Taiwan, Timur Tengah, hingga Laut Merah, semuanya bisa menjadi pemicu perang besar.
Eropa, yang berada di garis depan konflik, mulai khawatir. Uni Eropa menyerukan deeskalasi, namun pada kenyataannya, banyak negara Eropa memperkuat anggaran militernya. NATO bahkan...
