Di tengah reruntuhan Gaza dan runtuhnya gencatan senjata, Iran kembali mengguncang dunia.
Kementerian Pertahanannya secara terbuka memamerkan dua rudal balistik terbaru — QADR dan EMAD — yang disebut memiliki jangkauan hingga 2.000 kilometer dan akurasi mematikan.
Pameran senjata ini bukan sekadar unjuk kekuatan, melainkan pesan keras bagi Israel… dan Amerika Serikat.
teknologi & sinyal politik
Rudal QADR dan EMAD diklaim mampu membawa hulu ledak besar dengan sistem pemandu presisi tinggi.
Dalam pidato resminya, komandan Korps Garda Revolusi Iran menyebut:
Kami tidak ingin perang, tapi jika Zionis atau sekutunya berani, mereka akan menyesal seumur hidup.”
Pernyataan ini muncul hanya beberapa jam setelah gencatan senjata di Gaza runtuh, ketika pertempuran antara Hamas dan pasukan Israel kembali berkobar.
Analisis – efek domino di Timur Tengah
Langkah Iran dinilai sebagai bentuk solidaritas simbolik terhadap perlawanan di Gaza — sekaligus peringatan kepada Washington bahwa tekanan terhadap Teheran tidak akan dibiarkan tanpa balasan.
Negara-negara Teluk kini siaga tinggi. Israel menuduh Iran “menunggangi penderitaan Gaza” untuk memperluas pengaruh militernya di kawasan.
Politik internasional – Trump dan krisis baru
Sementara itu di Amerika Serikat, Donald Trump sedang bergulat dengan krisis politik dalam negeri.
Tekanan datang dari kubu Partai Republik dan Demokrat yang menuntut sikap tegas terhadap konflik Hamas–Israel.
Namun, Trump memilih langkah hati-hati — menekankan bahwa “perang baru di Timur Tengah tidak akan menguntungkan siapa pun.”
Sikap ini membuatnya dituduh lemah oleh sebagian media, sementara pendukungnya menyebutnya sebagai “pemimpin yang realistis di tengah kegilaan global.”
peringatan besar
Dengan Gaza kembali terbakar dan Iran memamerkan rudal yang makin canggih, ketegangan di Timur Tengah mencapai puncak baru.
Pertanyaannya kini bukan lagi “apakah” perang besar akan pecah, tetapi “kapan dan di mana” ledakan berikutnya akan terjadi.
Dunia menahan napas — karena satu kesalahan langkah saja bisa mengubah krisis menjadi bencana global.