Situasi di Gaza kembali memanas setelah pejuang Hamas melancarkan serangan balasan besar-besaran terhadap pasukan Israel, di tengah meningkatnya tekanan politik dari Amerika Serikat. Serangan yang menargetkan tank-tank Merkava dan beberapa pangkalan militer Israel itu terjadi hanya beberapa jam setelah Donald Trump mengeluarkan ancaman keras kepada Hamas untuk menyerah dan menghentikan perlawanan.
Namun, bukannya tunduk, Hamas justru menjawab ancaman itu dengan kekuatan. Ledakan dahsyat mengguncang perbatasan Gaza, sementara laporan lapangan menyebutkan beberapa tank Merkava hancur terkena ranjau dan drone kamikaze. Israel terpaksa memperketat sistem pertahanan, sementara Washington menilai langkah Hamas ini sebagai “tindakan menantang kekuasaan global”.
Kondisi di lapangan kini tak bisa lagi dikendalikan oleh diplomasi. Pesan Hamas jelas: mereka tidak akan menyerah di bawah tekanan siapa pun, termasuk Trump. Serangan ini menandai babak baru perlawanan—bahwa kekuatan di medan perang, bukan di meja perundingan, yang akan menentukan arah akhir konflik Gaza...