Breaking

Rabu, 22 Oktober 2025

Teheran Panas: Garda Revolusi Ancam Balas Serangan AS dan Israel Tanpa Ampun

 


Teheran kembali mengirimkan sinyal keras ke dunia.
Panglima Tertinggi Garda Revolusi Iran, Mayor Jenderal Mohammad Pakpour, memperingatkan bahwa setiap serangan di masa depan dari Amerika Serikat atau Israel akan dibalas tanpa ampun.

Dalam pertemuannya dengan Penasihat Keamanan Nasional Irak, Qasim al-Araji, di Teheran, Pakpour menegaskan:

Jika mereka menyerang kami sekali saja… kami akan melepaskan neraka di atas kepala mereka.”


Pernyataan itu bukan sekadar retorika politik. Iran telah lama membuktikan kemampuan militernya — terutama dalam konflik 12 hari di bulan Juni, di mana rudal-rudal presisi buatan dalam negeri berhasil menghantam target dengan ketepatan tinggi.
Pakpour menyebut momen itu sebagai simbol “persatuan kekuatan Iran dan kesiapan tempur yang mutlak.”


Dalam pertemuan strategis itu, Iran dan Irak juga sepakat untuk memperketat keamanan di sepanjang perbatasan kedua negara. Sebuah komite lapangan gabungan akan dibentuk untuk memantau aktivitas musuh, termasuk infiltrasi kelompok bersenjata dan operasi intelijen asing.

Langkah ini memperlihatkan semakin eratnya hubungan antara Teheran dan Baghdad, yang kini bersatu menghadapi ancaman bersama — terutama dari Washington dan Tel Aviv.


Namun, di balik peringatan keras ini, dunia membaca sinyal lain:
Iran tidak sedang mencari perang, tetapi juga tidak akan mundur dari ancaman.
Ketegangan di Timur Tengah terus meningkat, dengan bayang-bayang serangan baru yang bisa mengguncang stabilitas regional kapan saja.


Sementara itu, analis di Barat menilai pernyataan Pakpour sebagai “pesan deterensi” yang ditujukan langsung kepada AS dan Israel — sebuah bentuk peringatan agar kedua negara berpikir seribu kali sebelum melancarkan provokasi.

Kini, semua mata tertuju pada Teluk Persia.
Apakah peringatan Iran ini akan mencegah perang besar…
atau justru menjadi pemicu dari badai baru di Timur Tengah?