Situasi di Timur Tengah kembali memanas setelah laporan mengejutkan menyebutkan empat basecamp militer Israel dihantam serangan udara gabungan yang diduga dilancarkan oleh angkatan udara Mesir dan Iran. Serangan ini langsung menimbulkan kepanikan di Tel Aviv, sekaligus menandai eskalasi baru dalam konflik kawasan yang selama ini terus membara.
Menurut sumber regional, serangan udara itu berlangsung cepat dan terkoordinasi, dengan jet tempur dilaporkan menembakkan rudal presisi tinggi ke arah instalasi militer Israel di wilayah perbatasan. Ledakan besar mengguncang fasilitas penyimpanan senjata dan pos komando, sementara asap tebal membumbung tinggi di langit.
Beberapa analis menilai keterlibatan Mesir dalam operasi ini merupakan kejutan besar, mengingat hubungan Kairo dan Tel Aviv sebelumnya berada dalam kondisi relatif stabil. Namun, meningkatnya ketegangan akibat konflik Gaza disebut mendorong Mesir untuk mengambil sikap lebih tegas. Sementara Iran, sejak lama dikenal sebagai rival utama Israel, diyakini memanfaatkan momentum untuk menunjukkan kekuatan militernya.
Pemerintah Israel sejauh ini belum memberikan konfirmasi resmi mengenai jumlah korban jiwa atau kerugian militer, namun media lokal melaporkan kerusakan signifikan pada infrastruktur pertahanan. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu disebut segera menggelar rapat darurat bersama pejabat tinggi keamanan untuk membahas respons terhadap serangan ini.
Di sisi lain, komunitas internasional khawatir serangan ini akan memicu perang besar di kawasan. Mesir dan Iran yang selama ini tidak secara langsung bergabung dalam konflik bersenjata dengan Israel, kini tampaknya mulai menunjukkan perlawanan terbuka. Jika eskalasi berlanjut, maka Timur Tengah berpotensi menjadi titik ledak baru yang mengguncang stabilitas global.