Breaking

Senin, 25 Agustus 2025

Rudal Rusia Kembali Mengamuk: “Kilang Minyak Ukraina Tak Tersisa” Ketegangan Makin Memuncak

 

Ketegangan perang Rusia–Ukraina kembali meningkat setelah gelombang rudal Rusia menghantam salah satu kilang minyak terbesar di Ukraina. Serangan ini memicu ledakan dahsyat dan kobaran api besar yang terlihat hingga ke wilayah sekitar, memperlihatkan betapa rapuhnya infrastruktur energi Ukraina di tengah konflik yang berkepanjangan.

Serangan Rudal yang Terkoordinasi

Menurut laporan militer Ukraina, Rusia meluncurkan rudal secara terkoordinasi pada malam hari, dengan sasaran utama infrastruktur energi. Meski beberapa rudal berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara, sejumlah rudal berhasil menembus dan menghantam kilang minyak utama yang menjadi tumpuan pasokan energi negara tersebut.

Kilang Minyak Rata dengan Tanah

Kilang minyak yang menjadi target serangan digambarkan “tak tersisa” akibat hantaman rudal. Ledakan besar diikuti kobaran api menjadikan fasilitas ini nyaris rata dengan tanah. Para pekerja yang berada di lokasi berhasil dievakuasi, namun kerugian material disebut mencapai jumlah yang sangat besar.

Dampak Strategis bagi Ukraina

Hancurnya kilang minyak besar ini diperkirakan memperburuk kondisi energi di Ukraina. Selain berdampak pada kebutuhan sipil, kerusakan ini juga mengganggu distribusi bahan bakar bagi kebutuhan militer. Hal ini dapat memperlambat pergerakan logistik pasukan Ukraina di garis depan.

Reaksi Internasional

Komunitas internasional kembali mengecam serangan Rusia, menilai tindakan ini sebagai upaya sistematis untuk melemahkan Ukraina melalui penghancuran infrastruktur vital. Namun, pihak Rusia mengklaim kilang tersebut digunakan sebagai fasilitas pendukung operasi militer, sehingga dianggap sebagai target sah.

Ketegangan Makin Memuncak

Dengan serangan ini, ketegangan perang dipastikan semakin memuncak. Ukraina berjanji akan membalas, sementara Rusia terus menunjukkan tekadnya untuk melumpuhkan infrastruktur vital lawannya. Situasi di medan perang kini semakin tidak menentu, dengan risiko eskalasi yang kian membesar.