Jakarta – Nama Salsa Erwina tiba-tiba menjadi pusat perhatian publik. Bukan tanpa alasan, ia berani melontarkan kritik tajam kepada para anggota DPR, menyebut adanya praktik bobrok di balik kursi parlemen yang seharusnya mewakili suara rakyat.
Dalam sebuah forum diskusi terbuka, Salsa menyinggung dugaan penyalahgunaan wewenang, praktik korupsi terselubung, hingga gaya hidup mewah sejumlah wakil rakyat. Ucapannya langsung menggegerkan jagat maya, karena biasanya kritik seberani itu jarang muncul dari tokoh publik yang masih muda.
“Jangan sampai rakyat terus dikorbankan demi kepentingan elite politik. Anggota DPR seharusnya bekerja untuk bangsa, bukan untuk kantong pribadi,” tegas Salsa, yang disambut riuh tepuk tangan peserta.
Pernyataan tersebut memicu gelombang reaksi keras. Banyak masyarakat mendukung langkah Salsa Erwina, menyebut keberaniannya sebagai cerminan suara rakyat yang sudah terlalu lama muak dengan praktik kotor politik. Tak sedikit pula warganet yang menjadikannya trending di media sosial dengan berbagai tagar dukungan.
Namun, dari pihak DPR, beberapa anggota justru mencoba meremehkan pernyataannya. Ada yang menilai kritik Salsa hanya sebatas sensasi. Tetapi reaksi publik membuktikan sebaliknya: dukungan mengalir deras, membuat isu ini menjadi sorotan nasional.
Kini, nama Salsa Erwina bukan lagi sekadar figur biasa. Ia dianggap sebagai simbol keberanian anak muda yang berani melawan arus dan menyuarakan kebenaran. Publik menunggu langkah selanjutnya—apakah kritik ini akan berujung perubahan nyata, atau justru menambah panjang daftar kontroversi politik di Indonesia.