Doha – Situasi Timur Tengah semakin panas setelah Qatar resmi melancarkan serangan balasan terhadap Israel. Beberapa rudal balistik jarak jauh ditembakkan langsung ke arah target militer Israel, hanya beberapa jam setelah serangan udara menghantam ibu kota Doha.
Saksi mata di Doha menggambarkan suasana mencekam saat ledakan besar dari serangan Israel menghantam sebuah distrik yang diduga menjadi tempat persembunyian tokoh militan Gaza. Tak lama berselang, Qatar merespons dengan cepat. Pangkalan peluncuran rudal diaktifkan, dan beberapa rudal balistik melesat menuju wilayah Israel.
Ledakan dahsyat terdengar di beberapa kota Israel selatan. Infrastruktur militer, termasuk gudang persenjataan dan fasilitas radar, dilaporkan hancur. Media lokal menyebut serangan ini sebagai balasan mematikan, yang menandai keterlibatan langsung Qatar dalam konflik Timur Tengah.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa negaranya kini berada dalam kondisi “siaga penuh.” Namun, langkah Qatar ini dipandang oleh para pengamat internasional sebagai titik balik berbahaya, karena selama ini Doha cenderung berperan sebagai mediator.
Dengan keterlibatan Qatar, peta konflik Timur Tengah dipastikan semakin rumit. Negara-negara Teluk kini terancam terseret dalam perang terbuka yang bisa memperluas eskalasi ke level regional, bahkan global.
Satu hal yang jelas: balasan Qatar menunjukkan bahwa serangan ke jantung ibu kota bukanlah hal yang bisa dibiarkan tanpa konsekuensi. Dan Israel kini harus menghadapi musuh baru yang tak terduga.