Breaking

Jumat, 12 September 2025

Qatar Temui Rusia: Negara Arab Berkumpul, Eskalasi Makin Intens, Israel Diserang Balik

 

Ketegangan di Timur Tengah kembali naik ke level berbahaya. Pertemuan mengejutkan terjadi di Moskow, ketika delegasi Qatar bertemu dengan pejabat tinggi Rusia. Sinyal ini semakin jelas menunjukkan terbentuknya poros baru yang melibatkan negara-negara Arab, dengan tujuan menekan Israel di tengah konflik yang terus meluas.

Pertemuan Strategis di Moskow

Menurut laporan diplomatik, Qatar mengirimkan utusan khusus untuk membahas langkah bersama dengan Rusia. Pertemuan ini kabarnya juga dihadiri oleh perwakilan dari beberapa negara Arab lain, termasuk Mesir, Yordania, dan Uni Emirat Arab.
Moskow sendiri menegaskan bahwa mereka siap memainkan peran sebagai mediator, namun di balik itu banyak pengamat menilai Rusia berusaha memperkuat pengaruhnya di kawasan dengan memanfaatkan momentum serangan balik terhadap Israel.

Serangan Balasan ke Israel

Sementara pertemuan berlangsung, Israel kembali diguncang serangan rudal dari berbagai arah. Kelompok Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan milisi di Suriah melancarkan serangan bersamaan. Sirene peringatan meraung di Tel Aviv dan Ashkelon, memaksa ribuan warga sipil berlindung di bunker darurat.
Beberapa instalasi energi dilaporkan rusak, sementara jaringan listrik di sejumlah wilayah mengalami gangguan.

Dukungan Dunia Arab

Solidaritas negara-negara Arab semakin terlihat. Qatar dan Mesir dikabarkan membuka jalur komunikasi intensif dengan Iran, sementara UEA dan Yordania mulai memberikan dukungan politik terhadap langkah kolektif melawan dominasi Israel.
Fenomena ini dianggap sebagai “babak baru” dalam politik Timur Tengah, di mana negara-negara Arab mulai berani menantang kebijakan AS yang selama ini cenderung pro-Israel.

Reaksi Israel dan Barat

Israel menyebut langkah Qatar sebagai “provokasi berbahaya” dan memperingatkan konsekuensi serius bagi siapa pun yang bersekutu dengan musuhnya. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa negaranya siap melancarkan operasi militer lebih besar jika serangan tidak berhenti.

Amerika Serikat menyatakan “kekhawatiran mendalam” terhadap meningkatnya dukungan negara Arab kepada perlawanan regional. Washington mendesak Rusia agar tidak memperkeruh keadaan, namun hingga kini Moskow tetap pada posisinya: mendukung dialog multipihak yang berpotensi melemahkan posisi Israel.

Situasi Terkini

Hari ini, peta geopolitik Timur Tengah semakin rumit. Israel menghadapi tekanan militer di dalam negeri, sementara secara diplomatik ia mulai terkucil. Qatar yang sebelumnya dikenal sebagai mediator, kini bertransformasi menjadi salah satu motor penggerak perlawanan.
Apakah pertemuan di Moskow ini akan melahirkan aliansi Arab-Rusia-Iran yang solid? Atau justru menjadi pemicu perang besar di kawasan? Dunia kini menunggu perkembangan berikutnya dengan penuh ketegangan.