Israel dituding berada di balik operasi yang menewaskan Abu Obaida. Sebagai balasan, serangan rudal dan drone dilaporkan menghantam berbagai kota, termasuk Tel Aviv. Situasi di ibu kota Israel pun langsung berubah kacau, dengan sirene darurat meraung tanpa henti dan ribuan warga berlari menuju bunker perlindungan.
Yang lebih mengejutkan, Qatar ikut menjadi target serangan Israel. Beberapa rudal diluncurkan ke arah Doha dengan dalih bahwa tokoh-tokoh perlawanan Gaza bersembunyi di sana. Ledakan di pinggiran ibu kota Qatar memicu kecaman keras, karena selama ini negara tersebut lebih dikenal berperan sebagai mediator diplomasi.
Poros perlawanan Islam menegaskan bahwa darah Abu Obaida tidak akan tumpah sia-sia. Dalam pernyataannya, mereka bersumpah akan membalas dengan serangan yang lebih besar dan terkoordinasi. Iran disebut berada di balik konsolidasi kekuatan ini, menyatukan berbagai kelompok untuk menekan Israel dari segala arah.
Tel Aviv kini berada dalam kondisi darurat penuh. Kehilangan tokoh simbolis seperti Abu Obaida ternyata menjadi pemicu eskalasi baru yang lebih berbahaya, memperluas medan perang dari Gaza hingga Teluk Persia.
Para analis memperingatkan, jika serangan balasan berlanjut, maka konflik ini tak lagi hanya menyangkut Israel dan Palestina, tetapi bisa menyeret seluruh kawasan Timur Tengah ke dalam perang besar yang sulit dikendalikan.