Pada peringatan Yom Kippur — salah satu hari suci paling penting dalam kalender Yahudi — langit Israel mendadak dipenuhi oleh hujan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza. Serangan yang diklaim dilakukan oleh Hamas ini langsung menimbulkan kepanikan di berbagai kota, termasuk Tel Aviv dan Ashkelon.
Hujan Roket di Hari Suci
Menurut laporan resmi, ratusan roket ditembakkan dalam rentang waktu singkat. Sirene peringatan berbunyi di hampir seluruh wilayah selatan Israel, bahkan mencapai kawasan pusat yang biasanya dianggap lebih aman. Warga berbondong-bondong berlari menuju tempat perlindungan darurat, menciptakan suasana kacau di jalanan.
Serangan ini mengingatkan banyak pihak pada “Perang Yom Kippur” tahun 1973, ketika Israel juga diserang secara mendadak di hari yang sama. Bedanya, kali ini ancaman datang dari roket dan drone bersenjata yang sulit diprediksi lintasannya.
Respons Israel
Militer Israel (IDF) segera mengumumkan keadaan darurat. Sistem pertahanan udara Iron Dome dikerahkan penuh, berhasil mencegat sebagian roket, namun tidak semua. Beberapa rudal dilaporkan berhasil menembus hingga menimbulkan kerusakan pada bangunan dan melukai sejumlah warga sipil.
Kabinet perang Israel menggelar rapat kilat. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut serangan ini sebagai “garis merah baru” dan berjanji akan membalas dengan kekuatan yang belum pernah dilihat dunia.
Hamas Mengklaim Tanggung Jawab
Sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan bahwa serangan itu merupakan “peringatan keras” kepada Israel atas blokade yang terus berlangsung di Gaza dan agresi militer di Tepi Barat. Hamas juga memperingatkan bahwa “gelombang serangan berikutnya” sudah dipersiapkan jika Israel tidak menghentikan provokasinya.
Reaksi Regional dan Global
Serangan ini segera mengguncang kawasan. Mesir dan Qatar menyerukan de-eskalasi, sementara Iran memuji “operasi heroik” Hamas sebagai tanda bahwa perlawanan Palestina semakin kuat. Amerika Serikat di sisi lain menegaskan dukungannya terhadap Israel dan mengecam keras serangan tersebut.
PBB mengingatkan bahwa situasi ini bisa dengan cepat berubah....