Dalam perkembangan diplomatik yang mengejutkan, pihak Israel mengklaim bahwa Hamas telah menawarkan pembebasan sejumlah sandera lebih awal, dengan syarat pertukaran terhadap beberapa tahanan Palestina terkenal yang saat ini ditahan di penjara-penjara Israel.
Menurut laporan resmi dari media Israel Haaretz dan Channel 12, delegasi perunding Israel di Doha menerima pesan tidak langsung dari Hamas yang berisi daftar nama tahanan yang diinginkan — termasuk beberapa figur penting perlawanan yang ditangkap sejak awal Intifada kedua.
Sumber di Tel Aviv menyebut proposal itu sebagai “ujian bagi Israel,” sementara pihak Hamas menganggapnya peluang kemanusiaan yang tidak boleh diabaikan.
Di antara nama yang disebut, terdapat Marwan Barghouti, sosok populer di Tepi Barat yang disebut-sebut bisa menjadi ancaman politik bagi Mahmoud Abbas. Selain itu, juga muncul nama Ahmad Sa’adat, pemimpin Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), yang selama ini menjadi simbol perjuangan anti-pendudukan.
Meski belum ada tanggapan resmi dari kabinet perang Israel, sumber di Kementerian Pertahanan menyatakan bahwa Netanyahu menolak keras opsi tersebut, dengan alasan bahwa “membebaskan tokoh-tokoh berpengaruh hanya akan memperkuat Hamas di masa depan.”
Namun, beberapa analis menilai penolakan ini justru bisa menghambat peluang gencatan senjata jangka panjang, terutama karena tekanan publik Israel yang semakin tinggi terhadap pemerintah untuk memulangkan sandera dengan selamat.
Sementara itu, media Qatar dan Mesir dilaporkan sedang menjembatani komunikasi tidak langsung antara kedua belah pihak, di tengah kebuntuan perundingan politik yang semakin rumit.
Seorang pejabat Arab yang enggan disebut namanya mengatakan, “Hamas mengirim sinyal bahwa mereka siap berbicara, tapi hanya jika ada langkah nyata dari Israel, bukan janji kosong.”
Kabar ini menambah panasnya situasi di Timur Tengah. Di satu sisi, Hamas mencoba menunjukkan niat diplomatis; di sisi lain, Israel masih berpegang pada prinsip “tidak ada negosiasi dengan teroris.”
Dan dunia kini menunggu — apakah inisiatif pertukaran ini akan menjadi langkah pertama menuju penghentian perang, atau justru batu sandungan baru di jalan panjang menuju perdamaian Gaza.