Langit Sanaa terbakar malam itu. Ledakan besar mengguncang ibu kota Yaman, meninggalkan kobaran api dan kepulan asap hitam yang terlihat hingga puluhan kilometer jauhnya.
Israel mengklaim tanggung jawab atas serangan udara yang menargetkan markas rahasia milisi Houthi — dan kali ini, serangan itu berhasil menewaskan salah satu figur paling berpengaruh dalam struktur militer mereka: Komandan Muhammad Ghamari.
Serangan di Tengah Kegelapan
Menurut laporan saksi mata, empat rudal presisi menghantam kompleks militer di utara Sanaa pada pukul dua dini hari.
Beberapa jam kemudian, media Houthi mengonfirmasi: Komandan Ghamari, sosok yang dikenal sebagai arsitek operasi militer kelompok itu di Laut Merah, tewas di tempat.
Israel merayakan keberhasilan ini sebagai “pukulan telak terhadap milisi pro-Iran”, menyebut Ghamari sebagai otak di balik serangan rudal Houthi terhadap kapal dagang yang dianggap berafiliasi dengan Tel Aviv.
Namun, di sisi lain, Yaman kini bergolak.
Sumpah Balas Dendam dari Sana’a
Dalam pernyataan resmi yang disiarkan melalui televisi Al-Masirah, juru bicara militer Houthi menyampaikan pesan singkat namun menakutkan:
Darah Jenderal Ghamari tidak akan tumpah sia-sia. Israel akan menerima hukuman yang tak terbayangkan.”
Pidato itu diikuti dengan ancaman eksplisit bahwa Laut Merah — jalur perdagangan global vital — akan menjadi “ladang pembalasan”.
Militer Houthi bahkan menyebut telah menyiagakan unit drone dan rudal jarak jauh yang siap menyerang kapal dan instalasi milik Israel di perairan selatan.
Tel Aviv Menyambut dengan Euforia, Tapi Cemas
Di Tel Aviv, suasana kontras.
Media Israel memuji operasi ini sebagai salah satu keberhasilan intelijen paling besar sejak perang Gaza dimulai.
Juru bicara IDF menyebut bahwa “Ghamari adalah target bernilai tinggi yang telah lama diincar.”
Namun di balik euforia itu, ketegangan meningkat di kabinet perang Israel.
Beberapa analis memperingatkan bahwa serangan ke wilayah Yaman — negara yang secara geografis jauh dari front Gaza — berpotensi memicu perang multi-front.
Pakar militer dari Channel 12 Israel menulis:
Dengan membunuh Ghamari, Israel membuka pintu baru menuju konflik yang tak bisa dikontrol — dari Gaza hingga Laut Merah.”
Bayangan Iran dan Koalisi Perlawanan
Iran segera bereaksi.
Kementerian Luar Negeri di Teheran menyebut pembunuhan Ghamari sebagai “aksi terorisme negara” dan memperingatkan bahwa “Israel akan menanggung akibatnya.” ....