Dunia internasional dibuat gempar setelah laporan intelijen menyebut bahwa Iran telah mengembangkan rudal baru berteknologi tinggi yang diklaim mampu menjangkau target sejauh lebih dari 2.000 kilometer—termasuk wilayah Amerika Serikat. Beberapa analis bahkan menyebut, secara teoritis, rudal itu bisa menghantam resor pribadi Donald Trump di Mar-A-Lago, Florida, jika diluncurkan dari pangkalan strategis di kawasan Timur Tengah.
Kabar ini langsung mengguncang Washington. Benjamin Netanyahu dilaporkan memanfaatkan ketegangan tersebut untuk menekan Amerika Serikat mengirimkan tambahan jet tempur dan sistem pertahanan udara ke kawasan Teluk. Tujuannya: mencegah potensi serangan Iran, sekaligus menjaga posisi Israel di tengah meningkatnya ancaman dari poros perlawanan.
Namun, langkah ini justru menimbulkan pertanyaan besar di dalam negeri AS. Beberapa senator menuding Netanyahu menarik Amerika terlalu dalam ke dalam konflik Timur Tengah, demi menyelamatkan kepentingan politiknya di Tel Aviv.
Sementara itu, Iran menolak tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa rudal barunya bersifat defensif, meski pernyataan keras dari Korps Garda Revolusi (IRGC) memperingatkan bahwa “setiap serangan terhadap sekutu kami akan dijawab di mana pun, tanpa batas jarak.”
Ketegangan meningkat dari Tel Aviv hingga Washington. Dunia kini menatap ke arah Iran—karena jika ancaman ini berubah menjadi aksi nyata, dunia mungkin menyaksikan awal babak baru konfrontasi global antara Teheran, Tel Aviv, dan Washington....
