Breaking

Selasa, 14 Oktober 2025

Rusia Klaim Hancurkan Pasukan Elit Ukraina di Kharkiv dan Donetsk: Senjata NATO Gagal

 


Perang di Ukraina kembali memasuki fase paling brutalnya.
Laporan terbaru dari medan tempur mengungkap bahwa pasukan Rusia berhasil menghancurkan beberapa unit elit Ukraina dalam pertempuran sengit yang berlangsung di wilayah Kharkiv dan Donetsk, dua titik panas utama dalam konflik yang kini memasuki musim dingin.


Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan resminya menyebut bahwa “unit elit Ukraina sepenuhnya dilumpuhkan”, dengan korban besar di pihak Kyiv.
Rekaman drone yang beredar di media Rusia memperlihatkan konvoi lapis baja Ukraina yang hancur, dan tentara yang mundur di bawah serangan artileri berat.


Yang paling mengejutkan, laporan itu menegaskan bahwa senjata buatan NATO — termasuk sistem HIMARS, Leopard, dan Challenger — gagal memberikan keunggulan strategis di lapangan.
Menurut Moskow, “teknologi Barat tidak bisa mengubah kenyataan perang,” dan keterbatasan logistik serta kurangnya amunisi membuat pasukan Ukraina kian kewalahan.


Sumber-sumber militer di Donetsk menambahkan bahwa Rusia kini menguasai beberapa posisi kunci di garis depan, termasuk desa-desa yang sebelumnya menjadi titik pertahanan utama Kyiv.
Sementara itu, di Kharkiv, serangan udara Rusia menghantam depot amunisi dan pusat logistik yang digunakan oleh pasukan Ukraina dan penasihat asing.


Namun, pejabat Ukraina membantah laporan tersebut. Mereka menyebut klaim Moskow sebagai “perang propaganda”, meskipun mengakui bahwa beberapa unit mengalami “kerugian signifikan.”
Seorang komandan Ukraina yang diwawancarai media lokal mengatakan bahwa “NATO telah menjanjikan lebih banyak bantuan senjata, tetapi pasokan yang datang terlalu lambat.”


Pengamat internasional menilai bahwa Rusia kini mencoba mengubah keseimbangan moral perang dengan menonjolkan kemenangan taktis di lapangan dan menekan keyakinan Ukraina terhadap dukungan Barat.
Di sisi lain, Eropa mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan perang, dengan protes di beberapa negara menuntut pengurangan bantuan militer ke Kyiv.


Pertempuran di Kharkiv dan Donetsk kini disebut sebagai “pengingat berdarah” bahwa perang belum mendekati akhir.
Dan jika laporan Moskow benar, maka ini bisa menjadi pukulan telak terhadap kredibilitas strategi NATO di Ukraina...